Catatan Lepas (01)


Seperti baru kemarin saat kulintasi barisan sabat lebat disepanjang jalan ini denganmu. Seperti baru saja usai kita tertawa lepas meski sesak rasanya kehidupan direnggang nafas kemiskinan. Seperti baru sedetik berlalu ketika dengan semangat kita bercerita tentang masa depan yang indah, bercerita tentang ingin jadi seperti apa kita di masa yang akan datang, lantas berjanji untuk akan bersama, senasib dan sepenanggungan sampai nafas terakhir berhasil kita hirup.
Kadang ada saat dimana aku benar-benar ingin kembali kemasa itu, mengecap berbagai kenangan bersamamu dalam riuh bahagia. Ingatkah? Dulu kita selalu memandang masalah terbesar hanya ketika lintasan jalan untuk pulang terlalu becek untuk dilalui. Tapi sekarang benar-benar berbeda. Mungkin karena dulu aku terlalu mendambakan masa dimana aku bisa tumbuh dan menjadi dewasa. Tetapi menjadi dewasa tidak se-menyenangkan yang ada dipikiranku dulu. Mata kecilku seperti dipaksa terbelalak untuk dunia yang terlalu besar.
Perasaan itu muncul lagi senja ini, saat dunia terasa tertalu riuh meneriakkan hal yang tak ku mengerti, aku merasakan kerinduan itu lagi. Aku ingin kembali kemasa itu, bersamamu.


Samarinda, 23 April 2016  
(Late Post) 

0 komentar:

Posting Komentar