Waktu adalah
rahasia paling misterius dalam hidup. Dimensi yang tak akan mampu disentuh
langsung oleh manusia manapun. Mozaik paling rumit yang tak mungkin diraba akal
dangkal manusia biasa.
Waktu juga selalu
mengundang definisi berbeda dari setiap yang ada didalamnya. Yang menunggu
berkata waktu adalah dimensi panjang yang membosankan. Sedang yang sedang
berbunga membantah tegas, waktu hanyalah rangkaian kejadian pendek yang
melompat cepat tanpa henti. Ringan dan menyenangkan. Yang meratap berbeda lagi,
ia akan sendu menjelaskan bahwa waktu hanyalah lolong kepedihan yang menekan
perasaan. Pedih dan sangat tidak membahagiakan, menyiksa.
Bagiku.. waktu
adalah rangkaian sporadis, tidak tentu, dan kadang kala mengejutkan. Aku sering
tertawa didalamnya, namun tak sedikit juga menangis. Kadang perasaanku
melambung naik karena bahagia, kadang juga waktu menontonku tersungkur dengan
wajah sembab.
Kehebatan waktu selalu
membuatku berdecak kagum. Jika terjebak nostalgia dengan orang tuaku misalnya,
membicarakan masa lalu, betapa hebat waktu mengantarku begitu cepat hingga
kedetik ini. Mengecap beribu bahkan berjuta kenangan serta kejadian dengan
begitu tak terasa.
Menjelma dari gadis kecil ingusan menjadi wanita setengah matang. Dari gadis kecil berseragam merah putih lusuh hingga menjadi mahasiswi seperti saat ini. Jujur, membayangkan bahwa waktu akan kembali mengantarku kepada skenario hidup baru yang tak sama sekali bisa kutebak script naskah dan alurnya membuatku sedikit cemas. Akan seperti apa aku dimasa depan? Pertanyaan yang selalu menggema mamantul dalam benakku. Satu yang aku yakini benar, bahwa yang harus kulakukan sekarang adalah melakukan yang terbaik dimasa sekarang dan bersimpuh mengangkat tangan kepada yang menguasai sang waktu agar diberikan sisa waktu untuk terus melakukan perbaikan.
Menjelma dari gadis kecil ingusan menjadi wanita setengah matang. Dari gadis kecil berseragam merah putih lusuh hingga menjadi mahasiswi seperti saat ini. Jujur, membayangkan bahwa waktu akan kembali mengantarku kepada skenario hidup baru yang tak sama sekali bisa kutebak script naskah dan alurnya membuatku sedikit cemas. Akan seperti apa aku dimasa depan? Pertanyaan yang selalu menggema mamantul dalam benakku. Satu yang aku yakini benar, bahwa yang harus kulakukan sekarang adalah melakukan yang terbaik dimasa sekarang dan bersimpuh mengangkat tangan kepada yang menguasai sang waktu agar diberikan sisa waktu untuk terus melakukan perbaikan.

0 komentar:
Posting Komentar